Senin, 03 Januari 2011

ULANG TAHUN ADIPURA CYCLING CLUB

PERSIAPAN ULANG TAHUN Tak terasa sudah Januari, artinya sudah mendekati batas usia dimana Februari Adipura Cycling Club (ACC) yangterbentuk Febuari Tahun 2007 kini akan memasuki usia yang ke 4 (empat). POersiapan Rute Tradisional ACC harus sudah dipersiapkan yaitu GOWES KELILING GUNUNG SLAMET DENGAN PUNCAK PERSINGGAHAN 'GUCI' harus segera dipersiapkan. Ada 2 hari libur di bulan Februari.. segera diputuskan dan disiapkan. Siapa yang tertarik untuk ikut..?? Silahkan hubungi Arief Djayadinata, Adipura 6 Purwosari.

Kamis, 16 September 2010

PENGIN DAPAT RUMAH...ATAU TAMBAH RUMAH

BELUM PUNYA RUMAH.. ATAU PINGIN TAMBAH RUMAH... INVESTASI Rp. 180.000,- SEKALI SAJA.. DAPATKAN JAWABAN VIA SMS ATAU EMAIL.. 40 sampai 60 hari rumahpun anda dapatkan.. TIDAK AKAN NYESEL...

Minggu, 25 Juli 2010

TOUR de BATURRADEN

Gowes bareng BCC, Katraco Cycling Banjarnegara dan De Pitts Jakarta Kali ini Banyumas Cycling Community, menjamu tamu dari 'de Pitts Jakarta dan Katraco Cycling Banjarnegara, serta rekan dari Purbalingga, untuk menikmati panorama trecking di lereng Selatan Barat Gunung Slamet, di kawasan Kecamatan Karang Lewas, Kecamatan Kedung Banteng dan Kecamatan Baturraden. Trip dengan trek aspal desa dan sedikit off road dengan variasi tanjakan sedang, rolling dan ekstreem, demikian sebaliknya dengan turunannya. Jarak yang ditempuh sekitar 34 km dari titik start di Lapangan Polantas Purwokerto. 24 Juli 2010, Sabtu, pagi sekitar jam 07.00 WIB setelah seremonial kecil, rombongan dilepas dan dikawal oleh 2 moge fore rider polisi membelah kota, dari Mapolantas melalui jalan Merdeka menuju Soedirman, alun-alun sampai ke Karang Lewas. Setelah melewati jembatan Kali Logawa, rombongan menuju ke jalan pedesaan, desa Jipang, Singasari, melintas rel KA, masuk desa Karang Gandul, rombongan sudah mulai keteteran karena medan walau dengan kemiringan kecil namun mulai menanjak dengan jarak dan durasi yang lumayan. Masuk desa Babakan semakin terbagi-bagi rombongan..namun ada bonus rolling..menurun sedikit setelah melewati pertigaan balai desa. Jangan terlalu girang...hukum alam berlaku...ada turunan, ada pula tanjakan...apalagi di medan menanjak..berarti tanjakan berikut adalah bisa diketahui...pasti lebih menanjak. Itulah kenyataan diawali dari titik ini tanjakan pada trek ini memang mulai ekstreem bagi yang belum pernah melalui atau yang belum kenal medan...sampai nanti masuk desa Sunyalangu..tepatnya sebelum pasar baru desa Sunyalangu...ada bonus sedikit jalan datar. Memang terlihat rombongan mulai terbagi-bagi menjadi berpuluh gerombol..pada posisi pendamping di tengah..ckup lumayan lama kami menanti rombongan sampai pada tim penyapu. Namun masih dibilang segar-segar walau ada beberapa yang terlihat mulai dehidrasi...benar-benar bisa menjadi program diet bagi yang merasa sudah 'over weight'...karena sangat menguras keringat. Bonus datar tidak seberapa kemudian disuguhi menukik menuju jembatan Logawa Baseh..banyak yang berhenti di jembatan baru yang menghubungkan antara dua Kecamatan Kedung Banteng dan Kecamatan Karang Lewas antara desa Sunyalangu dan desa Baseh ini..yang memang tadinya harus memutar 17 km sekarang tidak lagi. Rombongan banyak yg berhenti untuk sekedar mengabadikan trip ini. Berpose bareng dengan latar belakang puncak Gunung Slamet disela sungai yang melebar dengan bebatuan yang asri dan air yang jernih. Kemudian dilanjutkan dengan menanjak kembali sekitar 300 meter namun treck off road yang menyulitkan sampai pos pertama di pasar desa Baseh. Rombongan istirahat sekedar minum teh manis dan mengisi perut dengan sajian makanan "khas Banyumasan" PENJORANGAN yaitu ketupat digoreng..disantap bareng tempe mendo, "dage" atau tempe gembus..berbareng pisang rebus dan pisang segar. Setelah cukup dilanjut malambung dengan kemiringan yang oke ke dukuh Rabuk..sampai ke Situs Purbakala "Batur Agung" setelah itu DISUGUHI hidangan yang khas bagi penggowes...TANJAKAN EXTREEM yang oleh komunitas penggowes Purwokerto adalah tempat yang biasa dianekdotkan sebagai tempat mengambil sertifikat gowes yaitu tanjakan buaran. Harus ekstra hati-hati di sini, karena salah posisi atau salah gowes salah-salah bisa terpelanting, mungkin sekali bisa terbalik ke belakang, karena kemiringan yang cukup sulit. Banyak penggowes yang menjadi MTB : "mountain tuntun bike" namun tetap semangat..energik..fun.. Langkah yang bijak demi savety..karena memang yang dicari adalah fun recreation. Setelah tanjakan buaran..rolling sampai pertigaan curug Gomblang, desa Kalisalak menukik ke Peninis, rolling lagi ke Depok, Melung, Kaliputra, PLTA akhirnya sampai di pos akhir hari pertama ini yaitu Dam Jepang Kalipagu/Ketenger..melepas lelah..makan siang..foto bareng, dan berkemas ke penginapan untuk mempersiapkan diri hari kedua..di lereng selatan timur Gunung Slamet..kawasan wisata Baturraden sampai Kebun Wisata Starwberry di Pratin, Purbalingga. Trimakasih dan salam persahabatan selalu untuk 'De Pitts Jakarta dan Katraco Cycling Banjarnegara, serta rekan dari Purbalingga dan Banyumas/Purwokerto pada khususnya yang telah membuat trip ini berkesan. Tidak ada kata lain selain get more fun - savety - and keep gowes.... /// G 10 K (ACC-BCC) foto2 lebih banyak di facebook group banyumascyclingcommunity atau link berikut : http://www.facebook.com/group.php?gid=107715346609 http://www.facebook.com/photo.php?pid=30709005&op=1&view=all&subj=1352242366&id=1502029395

Jumat, 26 Juni 2009

CIBUN TRIP

Luar biasa... mungin hanya kata itu yang bisa terucap, melihat medan dan hamparan lukisan Sang Maha Agung, kala bersilaturahmi ke sisi lain habitat... Sepanjang mata memandang masih banyak gemericik air, semilir hawa sejuk dari filter alam yaitu pepohonan rimbun yang sekaligus penyangga lereng dan bebatuan yang teguh kokoh berdiri..masih ada saudara kita yang hidup terpencil..terisolir..namun semangat dan akses komunikasinya mendunia. Itulah dukuh cibun, Desa Sunyalangu Kecamatan Karang lewas, Kabupaten Banyumas, dukuh di bagian barat lereng selatan gunung Slamet..yang lebih dikenal dengan kampung organik, karena memang alamnya masih alami dan serba tidak terkontaminasi. Sebagian penduduknya bertani organik yang tidak dipasarkan di lokal..tapi ke luar daerah bahkan ke manca negara alias export. Dengan dana swadaya, daerah yang tadinya terisolir,membangun jembatan pada satu sungai dengan ketinggian jurang hampir 100 meter, yang akhirnya menghubungkan dengan daerah kecamatan tetangga. Dari jembatan gantung tersebut masih menanjak hampir satu kilometer baru sampai dukuh tersebit dan harus jalan kaki. Ternyata masih banyak daerah yang asri sejuk dan nyaman.. masih banyak daerah tak berpenghuni.. hanya kita saja yang maunya berjejalan di kota.... Jawa masih luas..masih kosong...Indonesia masih subur..walau tidak menampik banyak cukong yang menggundulihutan kita. Pertahankan...demi anak cucu kita. // G.10.K